MATERI PAI KELAS 9 BAB 2
1. Memahami Perilaku Jujur
Jujur adalah berkata benar dan sesuai dengan kenyataan. Seseorang
disebut jujur apabila berkata sesuai dengan kenyataan. Jujur
merupakan
salah satu perilaku terpuji yang harus dimiliki seorang mukmin.
Lawan dari
sifat jujur adalah berkata dusta. Sungguh, Allah Swt. dan
Rasul-Nya melarang
umat-Nya berkata dusta. Bahkan, dalam sebuah hadis, dikatakan
bahwa
salah satu tanda orang munafik adalah berkata dusta. Perhatikan
terjemahan
hadis berikut ini:
Mari kita jauhi sifat dusta dan membiasakan bersifat jujur. Seorang
muslim
muslimah sudah seharusnya menghiasi dirinya dengan sifat jujur.
Seseorang
yang bersifat jujur akan mudah mendapat kepercayaan orang lain.
Dari Abu Hurairah r.a: "Sesungguhnya Rasulullah saw. telah
bersabda:
Tanda-tanda orang munafik ada tiga perkara, yaitu apabila berkata,
dia
berdusta, apabila berjanji, dia ingkari, dan apabila diberi
kepercayaan, dia
mengkhianatinya.”
Sumber : Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 31
Kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing
ke surga. Sebaliknya, kedustaan itu akan mengantarkan pada
kejahatan, dan kejahatan itu akan menggiring ke neraka.
Perhatikan terjemahan sabda Nabi berikut ini.
Allah Swt. secara tegas memerintahkan orang-orang yang beriman
untuk berkata benar.
Perhatikan surat al-Ahzab/33: 70 (lihat Al-Quran dan
tulis)
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman!
Bertakwalah kamu kepada Allah
dan ucapkanlah perkataan yang benar”. (Q.S. al-Ahzab/33: 70)
Dari Abdullah r.a. dari Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya kejujuran akan
membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke
surga,
sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga
ia akan
dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu
akan
mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan
menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu
berdusta
sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta."
Sumber: Hadis Riwayat Bukhari
Contoh penerapan perilaku jujur ….? (tugas tercantum
pada google form)
2. Memahami Perilaku Menepati Janji
Janji adalah ucapan seseorang kepada orang lain yang menyatakan
kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat. Menepati janji berarti
melaksanakan janji yang pernah diucapkan kepada orang lain.
Menepati
janji merupakan salah satu sifat terpuji yang harus dimiliki orang
beriman.
Orang beriman pantang untuk ingkar janji.
Menurut hadis Nabi Muhammad
saw. riwayat Bukhari dan Muslim, seseorang yang ingkar janji
dikategorikan
sebagai orang munafik. Sifat munafik merupakan bentuk perilaku
yang
sangat erat hubungannya dengan keimanan dan amaliyah atau
perbuatan.
Sifat munafik hukumnya haram dilakukan oleh umat Islam karena
bagian
dari jenis perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt. Larangan
tersebut lebih
disebabkan oleh akibat dari perbuatan tersebut dapat membuat
kerusakan.
Kesalehan seseorang tidak hanya diukur dari ibadah mahdah saja, tetapi
juga dari keluhuran akhlaknya. Ibadah mahdah seperti salat, zakat,
puasa,
dan lain-lain yang telah dilakukan seseorang tidak cukup untuk
mengukur
tingkat kesalehannya. Nilai ibadah tersebut harus mampu mewarnai
perilaku
dalam kehidupan sehari-hari, yakni perilaku mulia. Jika seseorang
telah
merasa cukup beribadah kepada Allah Swt., namun akhlaknya tercela,
ia
belum memiliki iman yang sempurna. Demikian juga dengan sifat
menepati
janji. Sifat mulia ini merupakan cerminan dari kesempurnaan iman
seorang
muslim.
Janji adalah hutang, hutang akan diminta pertanggungjawabannya
sampai di akhirat. Barangsiapa berjanji harus ditepati. Oleh
karena itu, sebagai
seorang muslim, jangan mudah mengobral janji. Sebaiknya, apabila
berjanji,
ucapkanlah InsyaAllah (jika Allah menghendaki). Karena kita tidak
tahu apa
yang akan terjadi di masa akan datang. Manusia hanya merencanakan
dan
berusaha, sedangkan hasilnya ada di tangan Allah Swt. Jika
seseorang tidak
dapat menepati janji karena lupa atau karena alasan tertentu yang
tidak
disengaja, asalkan mengucap InsyaAllah, Allah Swt. akan
memaafkannya.
Meski demikian, tetap harus meminta maaf dan memberi penjelasan
kepada
Menepati janji merupakan wujud dari memuliakan, menghormati, dan
menghargai sesama manusia. Orang yang selalu menepati janji akan
mudah
menjalin hubungan silaturahmi dengan orang lain. Dalam kehidupan
ini,
dengan azab yang pedih. Perhatikan firman Allah Swt. dalam al-Qur’an
Q.S. Āli ‘Imrān/3 ayat 77 di bawah ini :
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang
memperjualbelikan janji Allah dan
sumpah-sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak
memperoleh bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka,
tidak akan memperhatikan mereka pada hari kiamat, dan tidak akan
menyucikan mereka.
Bagi mereka azab yang pedih”. (QS Āli ‘Imrān/3: 77)(lihat al-Quran dan Catat)
Ayat di atas menegaskan bahwa orang-orang yang melanggar janji
dan sumpah kepada Allah Swt. akan mendapat azab yang pedih dari
Allah
Swt. di akhirat kelak. Di akhirat kelak Allah Swt. tidak akan
menyapa dan
memperhatikan mereka yang melanggar janji dan sumpah. Janji yang
pernah kita ucapkan harus dilaksanakan, sebab janji adalah hutang
yang
wajib dibayar. Orang yang bersifat jujur senantiasa menepati
janji.
Ingkar janji termasuk dosa besar yang harus dijauhi. Sifat ini
akan
menimbulkan berbagai kerugian, baik bagi pelakunya maupun orang
lain.
Mengingkari janji tali silaturahmi dengan orang lain bisa terputus
bahkan
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Nabi saw. bersabda:
"Sesungguhnya yang terbaik di antara kamu adalah siapa yang
paling
baik menunaikan janji".
Sumber: Hadis Riwayat Bukhari
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 35
bisa saling bermusuhan. Orang yang diingkari janji bisa kecewa dan
marah.
Jika tidak terkendali, akan terjadi pertengkaran dan perkelahian.
Akan lebih
berat lagi apabila pemimpin ingkar janji terhadap rakyatnya.
Rakyat bisa
marah, muncul kekacauan dan kerusuhan di mana-mana. Tentunya hal
ini
jangan sampai terjadi di negeri kita tercinta. Oleh karena itu,
kita harus hatihati
memilih pemimpin. Pilihlah pemimpin yang beriman, berakhlak mulia,
jujur dan menepati janji.
Contoh penerapan perilaku menepati janji:
Comments
Post a Comment